Langsung ke konten utama

5) Menyikapi Kedzaliman - Q&A #1 (part 1/2)

Q&A #1 (part 1/2)


Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Dari beberapa tulisan yang udah dipost, sejauh ini baru ada satu tanggapan berupa pertanyaan diantara beberapa masukan yang masuk via surel (surat elektronik/e-mail). Pertanyaan itu cukup mengingatkan aku dan seakan jadi reminder diri buat terus belajar. Yap pertanyaannya adalah "Bagaimana cara kita menyikapi orang yang suka mendzalimi kita? Apakah layak untuk kita maafkan?"

Nah, buat jawab pertanyaan tersebut; aku berfikir untuk menshare ini di my next post. Dengan tujuan untuk menyampaikan satu ayat suci al-qur'an yang sungguh mendamaikan dan padat dalam menjawab pergolakan batin manusia saat menghadapi manusia.

Honestly.. The question made me to remind again. How lucky you are, you've got to make it like reminder me. (●'◡'●)οΎ‰♥. Karena akupun baru mendapatkan jawaban itu tepat dua hari sebelum hal tersebut ditanyakan orang lain kepadaku. Serasa amanat aja buat aku untuk segera mengamalkan apa yang udah kita tau. Minimal diterapkan di kehidupan kita saat ini.

So, yuk kita baca firmanNya (lihat gambar terlampir pada post ini, yah ^_^) sebagai jawaban atas pergolakan batin tentang menghadapi kedzaliman manusia.

Keep strong. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7) Tentang Ruang

Bismillaahirrahmaanirraahiim. Astagfirullaahal’adziim.  Astagfirullaahal’adziim. Astagfirullaahal’adziim . Tiada daya dan upaya selain kekuatan dari-Mu, yaa Allah. Yaa Rabb. Engkaulah sebaik-baik tempat untuk berkeluh kesah. Ampuni hamba-hamba-Mu yang selalu mengeluh akan qadar-Mu. Mungkin bertafakur adalah salah satu cara hamba-Mu untuk berdiskusi dengan-Mu hanya agar kami semua bisa mengambil hikmah dari Engkau, Sang Pencipta dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Qadarullaah. Sulit sekali menemukan ruang yang tepat untuk dikatakan nyaman selain menciptakan kata “nyaman” di setiap tempat. Apapun kondisinya, Sulit. Sangat sulit, Di media sosial. Di lingkungan sekolah. Di lingkungan masyarakat luas. Di kumpulan keluarga. Atau mungkin bahkan terjadi pula di dalam rumah. Orang-orang tampak sibuk menjunjung tinggi akan apa yang telah mereka berikan daripada memikirkan apa yang akan seterusnya bisa diberikan. Hakikat kebaikan bukan lagi berlomba-lomba dalam kebaika

9) untuk Manusia yang Lupa Diri

manusia yang hidup dalam persepsi selamanya akan terbelenggu dengan berbagai spekulasi menyalahkan orang lain tanpa muhasabah diri karena bisa jadi, semua yang terjadi adalah bentuk dari pilihan yang mudah raib seperti mengikuti ego dengan dalih mengikuti kata hati alih-alih taat, justru jauh dari aturan sang ILLAAHI RABBI manusia selamanya akan hidup pada hal yang tidak pasti selama di dunia ini, satu-satunya kepastian adalah 'tidak pasti' aturan telah hadir untuk dipahami dan ditaati jadi, jika kau bertanya mengapa ini terjadi coba tanyakan lagi, seberapa taat aturan telah kau patuhi jangan sampai kau lupa diri menyalahi yang lain hanya karena tak sama dengan persepsi

FR : (1) WHO ARE YOU, AANG?

Bismillaahirrahmaanirrahiim   Dalam ragu, pilu, dan rindu yang sendu Allah menggerakkan hati ini Aku membuka hati untuk menerimamu Meski kali itu, untuk membuka hati adalah sesuatu yang sangat ingin kuhindari   Pun karena itu kamu Ada rasa tak pantas untuk menerima kehadiranmu, kebaikanmu, dan ajakan bertemu yang tak sekali Hingga aku sebulan lebih tampak tak acuh Tapi ternyata itu tak membuatmu berhenti   02 AGUSTUS 2020 Pertemuan kita terjadi Aku memulai itu dengan mencoba terbuka Aku memulai itu dengan berjuang untuk berani   Sebulan berlalu, aku masih anggap kamu orang baru Bukan sesuatu yang hadir dengan pasti Cukup aku jalani ini tanpa cemburu Karena tak ku coba tumbuhkan rasa memiliki   Hingga waktu berlalu dan tiba di 20 SEPTEMBER 2020 Kau mendadak hadir penuh berani Menemui Bapa dan meminta izin untuk serius Agar tahap selanjutnya jelas penuh ridha nan pasti   Itu hari pertama aku takjub atas pribadimu Maju dengan mantap penuh berani Berbeda denganmu yang dulu pemalu Keinginan