Langsung ke konten utama

4) Kejahatan Diri Sendiri

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Post kali ini adalah sedikit unek-unek yang pernah sempat aku post di akun instagram. Tepat saat itu (sekitar beberapa bulan yang lalu), aku post saat aku sedang melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Pekerjaan Umum Negeri Bandung. Terlintas di pikiranku untuk share unek-unek yang pernah terbersit selama sekolah dulu dan semakin sedikit miris melihat manusia pemalas yang semakin terbuai dengan canggihnya teknologi.

Mereka malas membaca atau mencari tahu kebenaran dari berita atau kabar yang mereka dapatkan. Seakan mereka sama sekali tidak bisa menyaring apa-apa yang mereka dapatkan. Bahkan di zaman yang serba canggih ini mereka malas menggali ilmu yang mereka butuhkan.

Hal ini pun terjadi salah satunya dalam dunia pendidikan. Di mana rasa malas menjadikan para pelajar lebih senang mencontek daripada berusaha sendiri terlebih dahulu. Tampak dengan jelas kejujuran semakin hilang dalam benak para manusia pemalas. Mereka lebih mementingkan pujian daripada mempertahankan kebaikan.

Lihat saja, bagaimana cara cepat seperti mencontek dianggap sebagai 'budaya' yang sulit dihilangkan. Bahkan hal itu dilakukan oleh mereka yang kapasitas berfikirnya mampu berusaha sendiri untuk nilai yang lebih tinggi. Hanya demi nilai ulangan bagus, mereka meninggalkan nilai kejujuran.

Dulu waktu aku pernah sempat ikut lomba poster sebagai kontingen Kota Cimahi di GALAKSI Jawa Barat 2010; sahabat SMP-ku (Binar) memberiku kalimat slogan untuk karya posterku yang berisi pesan tentang karakter yang harus dimiliki manusia seharusnya. "Carilah prestasi, bukan reputasi". Ya. Manusia digital terlalu mementingkan eksistensi diri daripada evaluasi diri.


(๑• . •๑)
Repost from my instagram's post (@fitriadz):

[me an authortecture 12]

Salah satu kejahatan kepada diri sendiri yang dilakukan oleh seorang terpelajar adalah menyalin kemudian menyunting (edit) tulisan atau karya orang lain dengan sengaja karena tanpa sadar menginginkan kemudahan yang praktis.
Kejahatan diri sendiri itulah yang membuat dirinya terbelenggu untuk tidak mengembangkan diri. Tidak bisa mengusahakan hal baru. Tidak mau memperjuangkan hal sulit.

Imam Syafi'i pernah berkata: "Jika kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu harus merasakan pedihnya kebodohan."

Bagi kalian kelahiran tahun 90-an, pasti masih ingat dengan peribahasa "Sukses bagi Si Rajin" yang tertera di sampul buku warna coklat. Yap. Pintar memang mudah bagi si sukses, tapi sukses tetaplah milik si rajin.

Tetap rendah hatilah saat kau merasa pintar. Karena orang pintar dan rajin akan kalah dengan yang beretika. #FR @irfanrei

Hanya orang yang benar berilmu dan beriman yang akan mengamalkan ilmu dan imannya dalam amalan hariannya.
Salam pelajar! Semangat jadi pemuda produktif yang menebar lingkungan dengan hal positif. Aamiin. Barakallaah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7) Tentang Ruang

Bismillaahirrahmaanirraahiim. Astagfirullaahal’adziim.  Astagfirullaahal’adziim. Astagfirullaahal’adziim . Tiada daya dan upaya selain kekuatan dari-Mu, yaa Allah. Yaa Rabb. Engkaulah sebaik-baik tempat untuk berkeluh kesah. Ampuni hamba-hamba-Mu yang selalu mengeluh akan qadar-Mu. Mungkin bertafakur adalah salah satu cara hamba-Mu untuk berdiskusi dengan-Mu hanya agar kami semua bisa mengambil hikmah dari Engkau, Sang Pencipta dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Qadarullaah. Sulit sekali menemukan ruang yang tepat untuk dikatakan nyaman selain menciptakan kata “nyaman” di setiap tempat. Apapun kondisinya, Sulit. Sangat sulit, Di media sosial. Di lingkungan sekolah. Di lingkungan masyarakat luas. Di kumpulan keluarga. Atau mungkin bahkan terjadi pula di dalam rumah. Orang-orang tampak sibuk menjunjung tinggi akan apa yang telah mereka berikan daripada memikirkan apa yang akan seterusnya bisa diberikan. Hakikat kebaikan bukan lagi berlomba-lomba dalam kebaika

9) untuk Manusia yang Lupa Diri

manusia yang hidup dalam persepsi selamanya akan terbelenggu dengan berbagai spekulasi menyalahkan orang lain tanpa muhasabah diri karena bisa jadi, semua yang terjadi adalah bentuk dari pilihan yang mudah raib seperti mengikuti ego dengan dalih mengikuti kata hati alih-alih taat, justru jauh dari aturan sang ILLAAHI RABBI manusia selamanya akan hidup pada hal yang tidak pasti selama di dunia ini, satu-satunya kepastian adalah 'tidak pasti' aturan telah hadir untuk dipahami dan ditaati jadi, jika kau bertanya mengapa ini terjadi coba tanyakan lagi, seberapa taat aturan telah kau patuhi jangan sampai kau lupa diri menyalahi yang lain hanya karena tak sama dengan persepsi

FR : (1) WHO ARE YOU, AANG?

Bismillaahirrahmaanirrahiim   Dalam ragu, pilu, dan rindu yang sendu Allah menggerakkan hati ini Aku membuka hati untuk menerimamu Meski kali itu, untuk membuka hati adalah sesuatu yang sangat ingin kuhindari   Pun karena itu kamu Ada rasa tak pantas untuk menerima kehadiranmu, kebaikanmu, dan ajakan bertemu yang tak sekali Hingga aku sebulan lebih tampak tak acuh Tapi ternyata itu tak membuatmu berhenti   02 AGUSTUS 2020 Pertemuan kita terjadi Aku memulai itu dengan mencoba terbuka Aku memulai itu dengan berjuang untuk berani   Sebulan berlalu, aku masih anggap kamu orang baru Bukan sesuatu yang hadir dengan pasti Cukup aku jalani ini tanpa cemburu Karena tak ku coba tumbuhkan rasa memiliki   Hingga waktu berlalu dan tiba di 20 SEPTEMBER 2020 Kau mendadak hadir penuh berani Menemui Bapa dan meminta izin untuk serius Agar tahap selanjutnya jelas penuh ridha nan pasti   Itu hari pertama aku takjub atas pribadimu Maju dengan mantap penuh berani Berbeda denganmu yang dulu pemalu Keinginan