Langsung ke konten utama

FR : (1) WHO ARE YOU, AANG?

Bismillaahirrahmaanirrahiim

 

Dalam ragu, pilu, dan rindu yang sendu

Allah menggerakkan hati ini

Aku membuka hati untuk menerimamu

Meski kali itu, untuk membuka hati adalah sesuatu yang sangat ingin kuhindari

 

Pun karena itu kamu

Ada rasa tak pantas untuk menerima kehadiranmu, kebaikanmu, dan ajakan bertemu yang tak sekali

Hingga aku sebulan lebih tampak tak acuh

Tapi ternyata itu tak membuatmu berhenti

 

02 AGUSTUS 2020

Pertemuan kita terjadi

Aku memulai itu dengan mencoba terbuka

Aku memulai itu dengan berjuang untuk berani

 

Sebulan berlalu, aku masih anggap kamu orang baru

Bukan sesuatu yang hadir dengan pasti

Cukup aku jalani ini tanpa cemburu

Karena tak ku coba tumbuhkan rasa memiliki

 

Hingga waktu berlalu dan tiba di 20 SEPTEMBER 2020

Kau mendadak hadir penuh berani

Menemui Bapa dan meminta izin untuk serius

Agar tahap selanjutnya jelas penuh ridha nan pasti

 

Itu hari pertama aku takjub atas pribadimu

Maju dengan mantap penuh berani

Berbeda denganmu yang dulu pemalu

Keinginanku 14 tahun lalu akan kamu yang jujur perihal hati, telah kudapatkan kini

 

Dan untuk pertama kali,

Kupun merasa benar dihargai sebagai perempuan


"WHO ARE YOU, AANG?"


11 OKTOBER 2020

Don't involve your heart in grief over the past
or you won't be ready for what's to come.
-Ali bin Abi Thalib-

ᕙ( • ‿ • )ᕗ #traumafighter

--------------------------------------


20 DESEMBER 2020

Belajar iman adalah belajar rasa
Belajar mencintai apa yang Allah cintai
Belajar membenci apa yang Allah benci
- Ust. Hanan Attaki-







JAWABAN UNTUK PEMBERI JAM PASIR 14 TAHUN LALU ⏳ (at Dufan 🎠🎡🎢)

Mengenalnya bertahun-tahun, tidak membuat saya banyak tahu tentangnya
Tak selalu bersua di setiap tahunnya, ternyata tidak membuat saya menjadi jauh dengannya
Tak selalu bercerita justru membuat kami sama-sama jalani semua dengan memohon arahan menuju takdir baik-Nya, takdir baik Allah

Hingga qadarullaah
Allah temukan kami di satu titik
Allah siapkan saya
Allah bantu teguhkan niat
Allah bantu mantapkan maksud
pun Allah dengan kehendak-Nya tetapkan hati saya

yang alhamdulillaah mendapat ridha orang tua untuk mempertimbangkan niat baiknya, insyaaAllah

untuk lebih mengenalnya dengan proses yang baik
pun untuk lebih membersamai dengan cara yang tepat

bismillaah
aku mau sama Aang

--------------------------------------




16 JANUARI 2021

IKRAR

Tatkala ragu, bingung berhasil membuat pilu
Ego memuncak, hanya mengarah pada kabut
Kebenaran tak takluk, hati pun penuh takut
Sungguh abu, jalan menjadi tertutup

Tak cukup hanya berani untuk memulai ini
Tak cukup tahu banyak untuk mampu lalui
Tak sekadar yakin untuk sanggup berjanji
Ini perihal ikrar kita dengan illaahi Rabbi

Singkat nan tertatih
Tanpa siap di luar prediksi
Membatasi diri agar tetap luruskan kembali niat ini lillaah

Bergegas 'tuk putar stir
Iman tetap pemegang kendali
Menguatkan diri bahwa Allah lah sebaik-baiknya perencana

Padamu yang gigih nan kukuh
Tak ingin henti kuucap syukur telah memilih
Kau terus ikhtiar tunjukkan tanggung jawab atas sungguhmu

Padamu yang tegas tetap berdasar pada ilmu
Tak ingin henti kumohon ampun akan risau selisih
Kau terus ikhtiar tunjukkan sabarmu atas kurangku

Astagfirullaahal'adziim

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

"Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sungguh, tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau."
-HR. Bukhari-

رَبِّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْ أَكُنْ مِّنَ الْخَاسِرِيْنَ
.
“Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)-nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi”
-QS Hud : 47-

--------------------------------------


27 APRIL 2021

Satu tahun lebih pasca seperempat abad yang lalu, qadarullaah Allah lahirkan dirimu melalui seorang ibu yang kini pun menjadi Mamaku. Menikah denganmu tak hanya mendapatkan pendamping hidup. Pun aku mendapatkan kembali sosok ibu yang sempat hilang karena qadarullaah harus menghadap illahi Rabbi di 13 tahun lalu, 2008.

Kamu mesti tahu, Aang. Aku masih ingat jelas dering telepon genggamku shubuh itu. 15 April 2008. Kamu menelepon pasca sebulan aku minta kita berjarak, lost contact.
Hanya karena dorongan hati, kamu yang pemalu memberanikan diri untuk memulai kontak lagi meski kamu tahu pasti telepon itu akan aku tolak.
Lagi-lagi, Aang.
Pun karena dorongan hati. Entah kenapa aku ingin lari. Lari untuk berkeluh pilu atas emosi yang tertahan dan itu ke kamu.

Apa kamu tahu sesuatu, Aang?
Betapa "tepat waktunya" Allah menguatkan dengan menjadikan kamu lebih dulu menyambut bahkan sebelum aku berlari. Tidak. Kamu bahkan waktu itu tidak hanya menyambut. Tapi menjemput hati yang kalut itu.

Karena tepat beberapa menit sebelum kamu menelepon, aku baru saja mendapat kabar dari Bapak bahwa Mamah meninggal. Melihat adik-adik yang masih kecil menangis berteriak tak menerima, melihat kakak satu-satunya meratapi kabar itu dengan tatap kosong tak menyangka, ... aku yang kamu kenal selalu ingin terlihat kuat, aku berusaha kuat, tak menangis meski hati semakin kalut. Emosi tak stabil.
Tapi kamu tampak tahu, Aang. Teriakan hati saat itu amat menggerakan hatimu untuk berani.

Pecah sudah tangisku pertama atas takdir maut Mamah.

Kamu yang pertama, TERNYATA.

Yang hati ini pilih sebagai perantara-Nya bahkan untuk menunjukkan lemahnya diri.

Tepat di tanggal ini pun aku akui satu hal, Aang.

Bertahun-tahun mengenal kamu, aku benar-benar tidak mengenal kamu.
Selalu hanya kamu yang lebih tahu aku.

Ternyata bukan "banyak waktu yang telah kita habiskan bersama"
Tapi "telah banyak waktu yang aku habiskan sendiri saat kita bersama"
Karena selalu hanya aku yang bersua bercerita dari hal kecil sampai hal rumit.
Dan itu tidak demikian denganmu.
Kamu tanpa bosan tetap hanya menjadi pendengar.

Hingga aku merasa lalui waktu ini searah hanya dari ceritaku.
Tanpa ceritamu.

Ini yang membuat aku setuju, betapa salah satu bentuk penghargaan terbesar sebagai pasangan adalah dipercaya sebagai pendengar, yaitu diakui keberadaannya dengan menjadikannya perantara Allah sebagai tempat pulang, berbagi cerita, berkeluh kesah, haru pilu. 

Sehingga, aku selalu saja tak pernah setuju saat kamu lebih leluasa untuk memilih berbagi hal kecil tentangmu ke orang lain.

WHO ARE YOU, AANG?

Kamu tahu?
Bahkan menjelang harimu pun aku semakin bingung.
Satu-satunya yang tampak jelas adalah ternyata banyak hal yang tidak aku ketahui tentang kamu, Aang.


Ini amat menyesakkan, Aang.


Tapi, ada satu hal lain yang meneduhkan hati ini.

Tepat hari ini ...
Tanggal 27 April, hari yang menunjukan jatah usiamu semakin berkurang, meskipun bahkan di setiap detiknya.

Biarkan kali ini aku tegaskan syukurku atas qadar Allah menghadirkan kamu.


Aku yang ingin dipantaskan untuk mampu membersamai.

Aku yang ingin dibesarhatikan untuk mampu menerimamu utuh.

Biarkan kali ini aku menyambutmu, Aang.

Bawa aku turut mengenal duniamu.

Mari memulai untuk bangun dunia akhirat kita.

Merangkul untuk melangkah kembali mengenalmu dengan cara yang baik sebagai Isca.


Barakallaahu laka wa baraka 'alaika wajamaa'a bainakuma fii khair.


Barakallaahu fii umriik dan salam kenal
Selamat dibersamai, Aang Suca Rizky Rizalulhaq Soplanit

Komentar

  1. Jazakillah khoiran katsiron isca sayang. Aamiin Allahumma Aamii. Terimakasih sudah menerima dan menyayangi isca dengan sepenuh hati. Semoga suca bisa menjadi imam yang dapat membimbing isca dan nanti deca menuju surganya Allah. 🤲🏻 Love you isca sayang ❤️

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

7) Tentang Ruang

Bismillaahirrahmaanirraahiim. Astagfirullaahal’adziim.  Astagfirullaahal’adziim. Astagfirullaahal’adziim . Tiada daya dan upaya selain kekuatan dari-Mu, yaa Allah. Yaa Rabb. Engkaulah sebaik-baik tempat untuk berkeluh kesah. Ampuni hamba-hamba-Mu yang selalu mengeluh akan qadar-Mu. Mungkin bertafakur adalah salah satu cara hamba-Mu untuk berdiskusi dengan-Mu hanya agar kami semua bisa mengambil hikmah dari Engkau, Sang Pencipta dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Qadarullaah. Sulit sekali menemukan ruang yang tepat untuk dikatakan nyaman selain menciptakan kata “nyaman” di setiap tempat. Apapun kondisinya, Sulit. Sangat sulit, Di media sosial. Di lingkungan sekolah. Di lingkungan masyarakat luas. Di kumpulan keluarga. Atau mungkin bahkan terjadi pula di dalam rumah. Orang-orang tampak sibuk menjunjung tinggi akan apa yang telah mereka berikan daripada memikirkan apa yang akan seterusnya bisa diberikan. Hakikat kebaikan bukan lagi berlomba-lomba dalam kebaika

9) untuk Manusia yang Lupa Diri

manusia yang hidup dalam persepsi selamanya akan terbelenggu dengan berbagai spekulasi menyalahkan orang lain tanpa muhasabah diri karena bisa jadi, semua yang terjadi adalah bentuk dari pilihan yang mudah raib seperti mengikuti ego dengan dalih mengikuti kata hati alih-alih taat, justru jauh dari aturan sang ILLAAHI RABBI manusia selamanya akan hidup pada hal yang tidak pasti selama di dunia ini, satu-satunya kepastian adalah 'tidak pasti' aturan telah hadir untuk dipahami dan ditaati jadi, jika kau bertanya mengapa ini terjadi coba tanyakan lagi, seberapa taat aturan telah kau patuhi jangan sampai kau lupa diri menyalahi yang lain hanya karena tak sama dengan persepsi