Langsung ke konten utama

2) Sekadar Belajar Berima Puisi

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Sebenarnya dari dulu aku paling ga bisa menulis puisi. Meski ga ada yang ga bisa selama belum dicoba. Tapi, yah mengukir kata dalam kalimat dengan makna tersirat, rasanya asik juga. *efek terobsesi jadi detektif, suka kode-kodean. It doesn’t mean kode-kodean for someone who loves. LOL.* Meanwhile, ini puisi yang aku tulis saat ikut kompetisi Sail Puisi Cimanuk (07102016). Don’t judge. Give your support with advice. (≧▽≦).


Tema Puisi Wajib : Sungai Cimanuk sebagai Sumber Kehidupan

Koyak Cimanuk, Goyah nu Hirup
karya Fitria Dewi Zahrina


Menari riang si layung sang lembayung
Menari pula si rawing mengitari lubuk
Kedatangannya sangat menggembirakan
Kehilangannya cukup meninggalkan

Burung berkicau bukan meracau
Kabar burung datang bukan mengadu
Hiruk pikuk bukan suasana kehadirannya
Cimanuk, aliran air besar yang mengiringinya

Mengalir deras tak sekadar dari hulu ke muara
Menjadi sungai ke seluruh tatanan sunda
Abad ke-16, muara jadi pelabuhan kerajaan sunda
Tahun 2016, muara jadi pelabuhan ketamakan manusia

Kerusakan abad ke-19 tak terulang untuk diperbaiki
Letusan gunung galunggung cukup menghilangkan palika
Cukup menghilangkan beberapa
Tak bisa dihindari
Tak mudah diprediksi

Perusakan tahun 2016 mengulang yang harusnya dihindari
Derasnya hujan turun sanggup membuat binasa
Sanggup menghilangkan semuanya
Tak pernah disadari
Tak sempat dimengerti

Banyaknya sedong tak mampu menjaga ragamnya ikan
Luasnya muara tak mampu menjernihkan tamaknya manusia
Panjangnya sungai tak mampu mengalirkan kepedulian bermakna

Cimanuk
Hujan deras sudah berhenti
Luapanmu penuh mengoyak emosi
Entah itu cukup untuk mereka sadari
Perkembangan bukan perihal teknologi
Tapi alam yang harus mereka dampingi




Tema Puisi Penunjang : Ekologi Manusia Modern

Transformasi Mematikan
karya Fitria Dewi Zahrina


Sekadar tahu tak cukup membuatmu mengerti
Apa, mengapa, dan bagaimana terjadi
Hanya pertanyaan ingin tahu tanpa membuatmu menyadari

Sedang pertanyaan seputar detail kronologi
Kapan dan di mana terjadi
Hanya pertanyaan sekadar mencari tahu meski kau sudah tahu pasti

Mengapa tak kau tanyakan saja “siapa”?
“siapa” pelakunya? “siapa” korbannya?
“siapa” penyebabnya? “siapa” dampaknya?

Ah, aku tahu ini
Jawabannya adalah kau, dirimu sendiri
Bersembunyi sebagai sosok yang sulit mengakui

Manusia hanya ingin cepat nan canggih
Kemajuan baginya saat segalanya praktis
Tanpa usaha menganggap hidup ini gratis

Hoi, kau ingin cepat mati?
Bencana adalah cara paling canggih pun praktis
Teknologi hasil mereka yang tamak tanpa menuai benih kembali

Manusia modern, ditegaskan oleh alam
Manusia modern bukanlah makhluk bodoh yang tak bisa hidup di alam
Manusia modern hanyalah makhluk bodoh yang tak bisa hidup dengan alam




Tema Puisi Bebas : Suara Alam

Pepatah Alam Bersua Masa
karya Fitria Dewi Zahrina


Ini bukan perihal hidup
Berputar jatuh ke bawah dan kembali ke atas
Berengah nafas mendaki dan berhembus nafas berlari
Ini pun bukan haru pilu
Derai tawamu tak membuat rasa menyesalmu bebas
Raungan tangismu tak cukup membuat balasku berhenti

Ini hanya hukum alam
Ini hanya hukum kausal
Inilah hukum sebab akibat

Bukan karena demokrasi ada dalam sistem negara
Apa yang dilakukan dan siapa yang melakukan
Adalah siapa yang mendapatkan

Luapan air hanya mengenang
Legenda hanya cerita belaka
Paribasa hilang taya basa
Luapan air hanya menggenang
Pantangan tak cukup melarang
Larangan cukup berani dilanggar

Semakin tersakiti semakin kuat
Alam disakiti akan semakin kuat
Kuat untuk balik melawanmu
Semakin tak dihargai semakin tahan
Alam tak dihargai akan semakin tahan
Tahan untuk bisa menyadarkanmu

Alam dikuatkan bukan dengan siksa
Bebas pun bukan tanpa aturan
Siksa pun bukan sekadar balasan

Hidup berdampingan itulah tujuan bersama
Melestarikan bisa mempertahankan segala yang telah ada
Karena alam hanya mengambil yang telah diberikan tanpa kita pernah meminta




Tema Puisi Lama : Air

Riak Air, Pola Kehidupan
karya Fitria Dewi Zahrina


Air mengalir mengikuti arusnya
Mengalir dari hulu ke hilir
Tanpa peduli terjalnya jalur
Air meresap melalui celah kecil
Mencoba membebaskan diri
Tanpa membuat dinding runtuh

Air merubah bentuk sesuai tempatnya
Mengikuti ukuran besar dan kecil
Tanpa merubah wadah yang kaku
Air memancar lebih besar saat tertekan di tempat terendah
Mengeluarkan kekuatan terbesar dalam kemungkinan minim
Tanpa merasa diri ini hampir jatuh

Air menyebar ke segala arah
Memberi manfaat semua dengan jernih
Tanpa pamrih untuk dijunjung
Air mengikuti zat terlarutnya
Mengungkapkan semua yang dirasa pun difikir
Tanpa bisa sembunyi tertutup

Air memiliki permukaan datar yang tenang
Menjadi tenang dalam jumlah banyak atau sedikit
Tanpa terkecuali saat emosi buat kehidupan lumpuh
Air tak pernah bersandiwara
Memperlakukannya adalah bumerang pasti
Tanpa ragu hanya tinggal kau pilih, menjadi temanmu atau musuhmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7) Tentang Ruang

Bismillaahirrahmaanirraahiim. Astagfirullaahal’adziim.  Astagfirullaahal’adziim. Astagfirullaahal’adziim . Tiada daya dan upaya selain kekuatan dari-Mu, yaa Allah. Yaa Rabb. Engkaulah sebaik-baik tempat untuk berkeluh kesah. Ampuni hamba-hamba-Mu yang selalu mengeluh akan qadar-Mu. Mungkin bertafakur adalah salah satu cara hamba-Mu untuk berdiskusi dengan-Mu hanya agar kami semua bisa mengambil hikmah dari Engkau, Sang Pencipta dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Qadarullaah. Sulit sekali menemukan ruang yang tepat untuk dikatakan nyaman selain menciptakan kata “nyaman” di setiap tempat. Apapun kondisinya, Sulit. Sangat sulit, Di media sosial. Di lingkungan sekolah. Di lingkungan masyarakat luas. Di kumpulan keluarga. Atau mungkin bahkan terjadi pula di dalam rumah. Orang-orang tampak sibuk menjunjung tinggi akan apa yang telah mereka berikan daripada memikirkan apa yang akan seterusnya bisa diberikan. Hakikat kebaikan bukan lagi berlomba-lomba dalam kebaika

9) untuk Manusia yang Lupa Diri

manusia yang hidup dalam persepsi selamanya akan terbelenggu dengan berbagai spekulasi menyalahkan orang lain tanpa muhasabah diri karena bisa jadi, semua yang terjadi adalah bentuk dari pilihan yang mudah raib seperti mengikuti ego dengan dalih mengikuti kata hati alih-alih taat, justru jauh dari aturan sang ILLAAHI RABBI manusia selamanya akan hidup pada hal yang tidak pasti selama di dunia ini, satu-satunya kepastian adalah 'tidak pasti' aturan telah hadir untuk dipahami dan ditaati jadi, jika kau bertanya mengapa ini terjadi coba tanyakan lagi, seberapa taat aturan telah kau patuhi jangan sampai kau lupa diri menyalahi yang lain hanya karena tak sama dengan persepsi

FR : (1) WHO ARE YOU, AANG?

Bismillaahirrahmaanirrahiim   Dalam ragu, pilu, dan rindu yang sendu Allah menggerakkan hati ini Aku membuka hati untuk menerimamu Meski kali itu, untuk membuka hati adalah sesuatu yang sangat ingin kuhindari   Pun karena itu kamu Ada rasa tak pantas untuk menerima kehadiranmu, kebaikanmu, dan ajakan bertemu yang tak sekali Hingga aku sebulan lebih tampak tak acuh Tapi ternyata itu tak membuatmu berhenti   02 AGUSTUS 2020 Pertemuan kita terjadi Aku memulai itu dengan mencoba terbuka Aku memulai itu dengan berjuang untuk berani   Sebulan berlalu, aku masih anggap kamu orang baru Bukan sesuatu yang hadir dengan pasti Cukup aku jalani ini tanpa cemburu Karena tak ku coba tumbuhkan rasa memiliki   Hingga waktu berlalu dan tiba di 20 SEPTEMBER 2020 Kau mendadak hadir penuh berani Menemui Bapa dan meminta izin untuk serius Agar tahap selanjutnya jelas penuh ridha nan pasti   Itu hari pertama aku takjub atas pribadimu Maju dengan mantap penuh berani Berbeda denganmu yang dulu pemalu Keinginan