Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dalam ragu, pilu, dan rindu yang sendu
Allah menggerakkan hati ini
Aku membuka hati untuk menerimamu
Meski kali itu, untuk membuka hati adalah sesuatu yang sangat ingin
kuhindari
Pun karena itu kamu
Ada rasa tak pantas untuk menerima kehadiranmu, kebaikanmu, dan ajakan
bertemu yang tak sekali
Hingga aku sebulan lebih tampak tak acuh
Tapi ternyata itu tak membuatmu berhenti
02 AGUSTUS 2020
Pertemuan kita terjadi
Aku memulai itu dengan mencoba terbuka
Aku memulai itu dengan berjuang untuk berani
Sebulan berlalu, aku masih anggap kamu orang baru
Bukan sesuatu yang hadir dengan pasti
Cukup aku jalani ini tanpa cemburu
Karena tak ku coba tumbuhkan rasa memiliki
Hingga waktu berlalu dan tiba di 20 SEPTEMBER 2020
Kau mendadak hadir penuh berani
Menemui Bapa dan meminta izin untuk serius
Agar tahap selanjutnya jelas penuh ridha nan pasti
Itu hari pertama aku takjub atas pribadimu
Maju dengan mantap penuh berani
Berbeda denganmu yang dulu pemalu
Keinginanku 14 tahun lalu akan kamu yang jujur perihal hati, telah
kudapatkan kini
Dan untuk pertama kali,
Kupun merasa benar dihargai sebagai perempuan
"WHO ARE YOU, AANG?"
11 OKTOBER 2020
--------------------------------------
JAWABAN UNTUK PEMBERI JAM PASIR 14 TAHUN LALU ⏳ (at Dufan 🎠🎡🎢)
Mengenalnya bertahun-tahun, tidak membuat saya banyak tahu tentangnya
Tak selalu bersua di setiap tahunnya, ternyata tidak membuat saya menjadi jauh dengannya
Tak selalu bercerita justru membuat kami sama-sama jalani semua dengan memohon arahan menuju takdir baik-Nya, takdir baik Allah
Hingga qadarullaah
Allah temukan kami di satu titik
Allah siapkan saya
Allah bantu teguhkan niat
Allah bantu mantapkan maksud
pun Allah dengan kehendak-Nya tetapkan hati saya
yang alhamdulillaah mendapat ridha orang tua untuk mempertimbangkan niat baiknya, insyaaAllah
untuk lebih mengenalnya dengan proses yang baik
pun untuk lebih membersamai dengan cara yang tepat
bismillaah
aku mau sama Aang
Tatkala ragu, bingung berhasil membuat pilu
Ego memuncak, hanya mengarah pada kabut
Kebenaran tak takluk, hati pun penuh takut
Sungguh abu, jalan menjadi tertutup
Tak cukup hanya berani untuk memulai ini
Tak cukup tahu banyak untuk mampu lalui
Tak sekadar yakin untuk sanggup berjanji
Ini perihal ikrar kita dengan illaahi Rabbi
Singkat nan tertatih
Tanpa siap di luar prediksi
Membatasi diri agar tetap luruskan kembali niat ini lillaah
Bergegas 'tuk putar stir
Iman tetap pemegang kendali
Menguatkan diri bahwa Allah lah sebaik-baiknya perencana
Padamu yang gigih nan kukuh
Tak ingin henti kuucap syukur telah memilih
Kau terus ikhtiar tunjukkan tanggung jawab atas sungguhmu
Padamu yang tegas tetap berdasar pada ilmu
Tak ingin henti kumohon ampun akan risau selisih
Kau terus ikhtiar tunjukkan sabarmu atas kurangku
Astagfirullaahal'adziim
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
"Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sungguh, tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau."
-HR. Bukhari-
رَبِّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْ أَكُنْ مِّنَ الْخَاسِرِيْنَ
.
“Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)-nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi”
-QS Hud : 47-
Lagi-lagi, Aang.
Pun karena dorongan hati. Entah kenapa aku ingin lari. Lari untuk berkeluh pilu atas emosi yang tertahan dan itu ke kamu.
Betapa "tepat waktunya" Allah menguatkan dengan menjadikan kamu lebih dulu menyambut bahkan sebelum aku berlari. Tidak. Kamu bahkan waktu itu tidak hanya menyambut. Tapi menjemput hati yang kalut itu.
Biarkan kali ini aku tegaskan syukurku atas qadar Allah menghadirkan kamu.
Jazakillah khoiran katsiron isca sayang. Aamiin Allahumma Aamii. Terimakasih sudah menerima dan menyayangi isca dengan sepenuh hati. Semoga suca bisa menjadi imam yang dapat membimbing isca dan nanti deca menuju surganya Allah. 🤲🏻 Love you isca sayang ❤️
BalasHapus